Jika ingin menilai seseorang itu lihatlah ia dari dunianya bukan dari
duniamu sendiri. Lihatlah dia, bukan bayangannya yang hanya satu atau
dua kali bertemu langsung menyimpulkan. Dunia memang penuh dengan
fatamorgana, begitu juga dengan tiap individu di dalamnya. Kadang ada
yang bersikap selembit dan semanis putri salju, kadang ada juga yang langsung
memperlihatkan betapa tajam dan berkilau taring miliknya. Dengan
artian, seorang manusia kadang mempersembahkan sikap manisnya dalam
satu atau dua kali pertemuan demi sebuah image atau gambaran dari
sesorang itu baik kepadanya. Tapi ada juga seorang manusia yang sekali
atau dua kali bertemu tanpa pandang siapa dan dimana dia berada akan
mempertunjukkan sifat aslinya, tidak peduli apakah image yang dibuatnya
itu buruk atau baik dimata orang.
Terkadang
salah menilai orang itu dianggap lumrah, tapi hal ini jugalah yang
dapat dijadikan sebuah ancaman atau bahaya terbesar dalam diri manusia.
Menilai dari luarnya atau sifat depannya saja tak mendukung itu sifat
atau watak asli milik orang tersebut. Jika para aktor di dalam film
dapat berperan begitu baik dalam mempergakan orang lain, apakah sulit
bagi manusia untuk mempergakan dirinya seolah bukan dirinya? Atau
dirinya berusaha menjadi orang lain agar dipandang baik oleh orang
lainnya?
Hh, manusia mempunyai tabiatnya masing-masing. Susah
ditebak, tapi terkadang mudah digambarkan. Karena menilai sikap
sesorang itu tidak mudah, maka selami dan rasakan dulu dunia orang
tersebut. Barulah dapat memberikan penilaian sepuas hati. Tapi bila
hanya sebatas kenal sepintas dan sekilat cahaya pantaskah saling
memberi komentar atau menilai kepribadian seseorang?
Banjarmasin, 16 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar