ada satu orang yang ternyata cukup dekat yah namanya juga teman. mau tidak mau harus bersikap biasa. tapi dirinya sama sekali tidak sadar diri. hal-hal kecil selalu ditirunya. dimulai dari fashion, warna kesukaan, cara berpakaian, berbicara, bahkan makanan favorite juga diikuti.
ugh bahkan semua hal yang dibeli dia juga sepertinya pengen diikuti. ish, dianya mah disindir ga sadar diri, maklumlah orangnya memang tidak punya pendirian tetap selalu mengikuti gaya orang lain. nanti orang pakai apa diikutin juga, jadi kayak maniak gitu. bingung jga sebenernya dia itu sadar ga sih?
yang pertama dia itu songongnya minta ampun, bego yang sok pinter, udah tau apa yang dia katakan itu salah ya masih aja kekeuh, emang otak keras kepala, mirip otak udang malah. terus kalau ada sesuatu itu dia sukanya merintah aja, ini lah itulah, terus selalu didesak cepet selesai cepet selesai, eh pas dianya yang diusuruh kek gitu ya ga bisa. halah bisa dibilang dia itu ga punya bakat. kenapa? soalnya dia kan selalu ngikutin orang lain makanya dia ga punya hal spesial dalam dirinya dia. kasian sih. tapi aku sama sekali ga suka sama sifat plagiatismenya dia.
masa iya aku kek gini dia ngikutin juga, aku suka model kayak gini diikutin juga bahkan sampe warna-warna baju kek hijab kek diikutin juga. bahkan sampe dari fashion, cara dia make dan milih bauju ih keliatan banget dia ga punya ciri khas.
bete lah pokoknya sama dia, udah songong, ngeselin, keras kepala, ga bisa diandalin, manja, suka ngeluh, ga sadar diri dan yang paling aku benci adalah plagiatismenya dia. pinter nulis katanya? gak sama sekali. bahkan lolanya juga ish, kalo ngatain orang aja dia itu seneng banget.
gini ajadeh sjndiran buat dia, kalo dia sampe baca ini bearti sampe diblog dia juga ikut-ikutan. stalker gila. sok pinter sih, jadinya ga sesuai harapan, antara hasil yang diinginkan sama yang dicapai juga ga sesuai, ga nyambung. terlalu lola sih.
ish, pokonya itu manusia ngebetein, makanya kalonya bisa aku didepan dia itu biasa-biasa aja biar ga di plagiatin.
Indahnya Mentariku
Tak selamanya yang aku tulis adalah aku, dan kamu adalah kamu
Selasa, 29 September 2015
Kamis, 30 April 2015
Abstraksi Kata Kalimat
Telah lama usai memang tapi semua itu tak berarti apa-apa bila diingatan masih selalu terkenang dengan bayangan yang bahkan lebih banyak dari pada seribu kunang-kunang dimalam hari. Andai saja bisa memutar waktu yang lalu mungkin aku akan memilih untuk tidak berada dikeadaan seperti ini dan lebih menginginkan semua hal yang ada dalam benak menjadi sebuah kenyataan tanpa dusta dan nestapa. Ada seseorang yang baru saja bilang 'Jangan terus menerus menoleh kebelakang, kamu tau kenapa? itu karena setiap kali kamu melihat kebelakang kamu takkan dengan mudah melewati jalan yang sedang kamu tekuri sekarang ini.' Yah setidaknya ada sedikit makna yang bisa diambil.
Selama ini mungkin apa yang ada dalam benak malam dan siang, akan baik-baik saja dengan apa yang telah dialami dan diraskan. Sebagai hadiah dari masa lalu yang rasanya begitu sulit untuk sekedar diindahkan begitu saja. Kenangan mungkin sebagin besar manusia dibumi ini sering menyebutkannya untuk hal-hal yang dramatis. Mungkin hanya segelintir orang saja yang menganggap kenangan adalah hal yang tak berguna karena bisa saja menghalangi jalan untuk terus berkembang dan juga salah satu hal pemicu kesedihan serta kebahagiaan terbesar.
Memangnya apa itu kenangan milikmu dan milikku? Yah, hanya sebuah hadiah kecil dari kisah masa lalu yang mungkin bagimu hanyalah sebuah hal yang sekedar lewat tapi bagiku hal itu mampu mengubah segala hal dalam hidupku. Hanya satu mungkin yang tidak berubah, aku selalu mampu mengatasi rasa sakitku sejak dulu hingga saat ini tanpa seorang pun yang tau. Apa dan bagaimana sebenarnya isi dari hati kecilku ini. Kenangan itu. iya kenangan itu bukan hanya yang itu tapi embel-embel kenangan dari hadiah itu rupanya terlalu banyak. Seperti apa pula rasa yang kamu tinggal hingga sejauh dan selama ini. Mungkin hanya aku saja yang berpikir begini atau entah salah seorang dinegeri antah berantah sana yang berfikir jika hakikat sebenarnya dari sebuah kata yang mungkin bagi seluruh umat manusia yang mempercayainya itu terasa begitu sepele dan mudah untuk mengungkapkannya.
"Cinta? ah, itu hal biasa." kata seorang remaja pelajar SMA yang dulu satu kelas denganku.
Apa dan memangnya ada apa dengan kata itu? Kadang saja aku tertawa, mengapa juga aku harus risau akan hal yang bagi sebagian orang itu tidak penting. Entahlah, makna dari kata itu mungkin yang membuatku merasa perlu adanya pembenaran dari pengertian dan pemberian makna kata itu sendiri. -----------
00:30 WITA_ Ku Tak Mampu by Judika ft Janet Glow
Banjarmasin, 01 Mei 2015
Senin, 30 Maret 2015
Gue Mah Apa Atuh?
gini-gini biarpun gue ga sepinter lo pada, dalam ngatur waktu gue cukup mampu. meskipun gue banyak kegiatan, gue usahain kuliah gue ga terbengkai. yah meskipun nilai pas-pasan demi kebiasaan gue yang males-malesan gini nilai gue ga jeblok-jeblok amat. malah sesekali dan sesering lo pada ngatain gue banyak kegiatan lah, banyak omong lah, begolah, ga pinter lah, sok-sok sibuk lah, asbun lah, sok bisalah, cari muka lah ato apalah kalo buat gue sih itu mantul aja tuh ga masuk ke pikiran panjang gue. emasa bodo, lo lo lo pada siapanya gue? toh lo lo lo pada yang ngatain gue macem-macem karena kesibukan gue ga bakal ngasih nilai bagus juga ke gue, ga bikin hidup gue punya duit banyak, dan jga ga ngasih gue kebahagiaan atau kesenengan tersendiri buat gue. yang penting buat gue itu ilmu bukan cuma teori, ngomong atau apalah yang penting buat gue ada pengaplikasiannya, bukan cuma buat diri sendiri atau nge-egoisin suatu hal demi tujuan diri sendiri. tetapi juga buat kepentingan bersama, ntar gimana dimasyarakat. ntar toh lo lo lo lo pada yang ngatain gue ga bakal hidup di masa depan sendirian kan? pastilah lo lo lo pada bakal hidup dimasyarakat.
toh gue ga melulu dikegiatan diluar kegiatan ngampus, toh gue ngampus rajin-rajin aja yah walopun setengah-setengah rajinnya. ada aja kok asal lo lo lo pada tau ya, ada tuh manusia yang ga ngikut apapun kegiatan yang nilainya jeblok dari gue. gue gini-gini bisa aja muter dan ngakalin waktu buat kuliah ato kegiatan diluar kuliah. gue sih biasa aja berpikir dibawah tekanan. lo lo lo pada mau ngatain gue apapun juga gue masa bodo, ga penting lah, emang sih bagus ya buat koreksi diri, tapi lo lo lo pada yang ngatian gue, pikir dan urusin diri lo sendiri deh kalo perlu ngatain diri lo sendiri dulu baru ngatain gue macem-macem.
buat lo lo lo pada yang setiap gue ngelakuin apapun selalu dikomen macem-macem ya sadar diri ajalah, gue mah apa atuh? gue cuma manusia biasa yang bisa salah dan sering lupa. :v
Banjarmasin, 30 Maret 2015
Minggu, 15 Februari 2015
SImpulan
Apapun itu aku tidak tahu. Pertama dan yang utama adalah aku ingin hidup
dengan kebahagiaan dan penuh rasa syukur. Meski sulit akan berusaha
dijalani. Memikirkan hal yang lalu biarlah berlalu. Langit pun tak
selamanya mendung.
Aku ingin menyongsong matahari hangat yang menyapa lembutnya kulit dengan indah untuk saat ini. Tak peduli apa itu rasa sakit, kekecewaan, dan juga ketidak ikhlasan. Karena dibalik itu semua aku yakin Tuhan telah mengatur semuanya. Semua yang terbaik untukku. Suatu saat, dimana dia mungkin akan teringat walau sedetik tentang hal itu, aku berharap aku telah berbahagia dan takkan mengingatnya dan hal itu lagi.
Meski sendiri, aku yakin aku selalu dalam lindungan hangatnya kasih sayang orang-orang terdekat, keluarga dan juga Tuhan.
Pilihan yang sulit, cukup rumit dan harus mampu melewatinya walau dengan derai air mata.
Aku hanya tak ingin menyusahkannya. Meski ada beberapa yang bilang, akulah nantinya yang akan kesusahan.
Yah, tapi apa yang bisa kulakukan? Toh, dia acuh. Kenapa juga aku harus peduli pada orang yang acuh?
Karena titian hidup masih begitu panjang. Berharap mampu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan sudah cukup. Ya, walau rasanya cukup untuk kesendirian. Untuk sekarang hingga masa yang mungkin tidak dapat ditentukan.
Aku ingin menyongsong matahari hangat yang menyapa lembutnya kulit dengan indah untuk saat ini. Tak peduli apa itu rasa sakit, kekecewaan, dan juga ketidak ikhlasan. Karena dibalik itu semua aku yakin Tuhan telah mengatur semuanya. Semua yang terbaik untukku. Suatu saat, dimana dia mungkin akan teringat walau sedetik tentang hal itu, aku berharap aku telah berbahagia dan takkan mengingatnya dan hal itu lagi.
Meski sendiri, aku yakin aku selalu dalam lindungan hangatnya kasih sayang orang-orang terdekat, keluarga dan juga Tuhan.
Pilihan yang sulit, cukup rumit dan harus mampu melewatinya walau dengan derai air mata.
Aku hanya tak ingin menyusahkannya. Meski ada beberapa yang bilang, akulah nantinya yang akan kesusahan.
Yah, tapi apa yang bisa kulakukan? Toh, dia acuh. Kenapa juga aku harus peduli pada orang yang acuh?
Karena titian hidup masih begitu panjang. Berharap mampu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan sudah cukup. Ya, walau rasanya cukup untuk kesendirian. Untuk sekarang hingga masa yang mungkin tidak dapat ditentukan.
Banjarmasin, 12 Februari 2015
Senin, 09 Februari 2015
Frase Berikutnya
Apa bagusnya dari sebuah kebohongan? kadang ada beberapa orang yang
menganggap berbohong itu selalu hal yang berdosa. Tapi bagaimana jika
kebohongan itu sendiri adalah hal yang harus dan mau tak mau perlu
dilakukan demi sebuah kebaikan? Meski itu bukan kebaikan yang
sebenarnya.
Hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah kebohongan dapat tersimpan rapat hingga akhir hayat nantinya? Jika bisa aku berharap hal itu bisa dilakukan.
Kebohongan jenis apa dan bagaimana yang harus ditutupi dari semua orang. Ah bukan semua orang ada aku dan beberapa orang yang mungkin tau. Tapi tidak untuk kebenaran yang sesungguhnya. Mungkin hanya aku, dia dan Tuhan yang tau kebenarannya seperti apa dan bagaimananya. Hanya saja rasaku perlu untuk menutupinya, demi apa? aku sendiri tak tau. Apa yang menguntungkan untukku? tak ada. Dia bilang hal itu bukan hal yang yang berguna dan bisa dibilang tidak berguna. Meski dia mengatakannya tak secara langsung padaku. Tapi aku tau itu. Aku tak melebihkan kisahku kepada mereka yang mungkin tau sedikit dari sepenggal kisah yang hanya aku dan dia yang tau.
Mungkin aku yang seharusnya bertanya padanya. Apa yang harus kulebihkan dari kisahku kepada orang-orang yang begitu menyayangiku dengan penuh kasih? Lain lagi mungkin kisah yang dia bawa untuk beberapa orang terdekatnya.
Beberapa pertanyaan yang masih begitu manis melekat diotakku adalah Apa yang harus dia benci padaku? Lalu apa yang harus aku benci darinya? Aku tidak mengerti. Semuanya bahkan lebih dari warna abu-abu dibandingkan kisah masa-masa sekolah menengah atas yang ku alami.
Hal yang perlu dipertanyakan adalah apakah kebohongan dapat tersimpan rapat hingga akhir hayat nantinya? Jika bisa aku berharap hal itu bisa dilakukan.
Kebohongan jenis apa dan bagaimana yang harus ditutupi dari semua orang. Ah bukan semua orang ada aku dan beberapa orang yang mungkin tau. Tapi tidak untuk kebenaran yang sesungguhnya. Mungkin hanya aku, dia dan Tuhan yang tau kebenarannya seperti apa dan bagaimananya. Hanya saja rasaku perlu untuk menutupinya, demi apa? aku sendiri tak tau. Apa yang menguntungkan untukku? tak ada. Dia bilang hal itu bukan hal yang yang berguna dan bisa dibilang tidak berguna. Meski dia mengatakannya tak secara langsung padaku. Tapi aku tau itu. Aku tak melebihkan kisahku kepada mereka yang mungkin tau sedikit dari sepenggal kisah yang hanya aku dan dia yang tau.
Mungkin aku yang seharusnya bertanya padanya. Apa yang harus kulebihkan dari kisahku kepada orang-orang yang begitu menyayangiku dengan penuh kasih? Lain lagi mungkin kisah yang dia bawa untuk beberapa orang terdekatnya.
Beberapa pertanyaan yang masih begitu manis melekat diotakku adalah Apa yang harus dia benci padaku? Lalu apa yang harus aku benci darinya? Aku tidak mengerti. Semuanya bahkan lebih dari warna abu-abu dibandingkan kisah masa-masa sekolah menengah atas yang ku alami.
Banjarmasin, 09 Februari 2015
Frasa Terakhir yang Ditemukan
Harusnya, seharusnya aku sudah pergi jauh darinya. Hilang dari
pandangannya, melupakan semua kenangan tentangnya. Tapi kenapa? Hingga
saat ini, detik ini aku masih terus manangisinya. Mengingat lagi
bayangnya. Tetap ingat apa yg diucapkannya, walau menyakitkan. Aku
letih, tapi aku juga tak mengerti. Kenapa aku begini? Apa yang salah
denganku? Menjadi begini bukan aku sebenarnya. Tuhan, apa hukuman-Mu
masih berlanjut? Haruskah sesakit ini? Aku tau dosa yang kuperbuat
begitu besar dan menggunung. Tapi mohonku pada-Mu, masih bisakah aku dapat keringanan hukuman?
Aku resah Tuhan, aku juga lelah manangisi hal yang berlarut-larut. Tak ada gunanya? Memang aku tau. Tapi kenapa selalu resah? Untuk ikhlas aku bisa mengucapkannya. Tapi hatiku berkata hal sebaliknya Tuhan. Tolong perhatikan sedikit rasa sakitku Tuhan. Kali ini saja. Ku mohon Tuhan. Hanya diri-Mu Tuhan yang tau kebenaran sejatinya.
Aku resah Tuhan, aku juga lelah manangisi hal yang berlarut-larut. Tak ada gunanya? Memang aku tau. Tapi kenapa selalu resah? Untuk ikhlas aku bisa mengucapkannya. Tapi hatiku berkata hal sebaliknya Tuhan. Tolong perhatikan sedikit rasa sakitku Tuhan. Kali ini saja. Ku mohon Tuhan. Hanya diri-Mu Tuhan yang tau kebenaran sejatinya.
Banjarmasin, 30 Januari 2015
Kamis, 29 Januari 2015
Kumpulan Frasa
"Alasanku untuk hidup adalah dirimu -dulu. Kututup hatiku, hanya
tertinggal dengan beberapa sisa kenangan samar yang hampir hilang. Di
jalan yang aku lalui, bisakah kita bertemu di akhirnya?
Hanya bahwa aku mencintaimu, semakin bertambah mencintaimu. Tapi hanya aku yang tertinggal di sini sendirian. Cintaku yang telah terbakar habis. Apa yang tersisa? Hanyalah penantian, kelelahan dan luka. Aku tak sanggup melupakan seseorang seperti dirimu. Hanya air mata yang mengalir.
Jika aku membasuh lagi cintaku, luka kerinduan yang tersisa. Hanya kata selamat tinggal yang tersisa.
Aku tak sanggup melupakanmu." _ Banjarmasin, 23 Januari 2015
Hanya bahwa aku mencintaimu, semakin bertambah mencintaimu. Tapi hanya aku yang tertinggal di sini sendirian. Cintaku yang telah terbakar habis. Apa yang tersisa? Hanyalah penantian, kelelahan dan luka. Aku tak sanggup melupakan seseorang seperti dirimu. Hanya air mata yang mengalir.
Jika aku membasuh lagi cintaku, luka kerinduan yang tersisa. Hanya kata selamat tinggal yang tersisa.
Aku tak sanggup melupakanmu." _ Banjarmasin, 23 Januari 2015
"Kisah yang kita bagi, kisah yang hanya kita berdua yang tau. Tak mampu
kuhapus, tak mampu kutinggalkan, tak mampu ku lupakan. Memandangi jalan
setelah waktu yang lama. Saat aku melewati jalanan itu, kenangan indah
terus terkenang. Dan, aku menghentikan langkahku.
Setelah waktu yang lama, sekarang aku datang ke sini. Aku merindukan saat itu. Aku terkenang, bahkan ketika aku ingin untuk mencoba hidup yang tak tertarik akan kenangan lama. Karena seseorang sepertimu, selalu terbayang di mataku. Kenangan yang kita habiskan bersama, menghujani bagaikan bintang" _ Banjarmasin, 23 Januari 2015
Setelah waktu yang lama, sekarang aku datang ke sini. Aku merindukan saat itu. Aku terkenang, bahkan ketika aku ingin untuk mencoba hidup yang tak tertarik akan kenangan lama. Karena seseorang sepertimu, selalu terbayang di mataku. Kenangan yang kita habiskan bersama, menghujani bagaikan bintang" _ Banjarmasin, 23 Januari 2015
"Bagaimana denganmu?
Sedang orang-orang yang hanya terlihat bahagia. Tampaknya hanya aku satu-satunya yang tertinggal dalam kesepian. Meskipun aku berpura-pura tidak kesepian, dan tetap berbahagia. Tapi, aku terus memikirkanmu.
Setelah waktu yang lama, sekarang aku di sini" _ Banjarmasin, 3 Januari 2015
Sedang orang-orang yang hanya terlihat bahagia. Tampaknya hanya aku satu-satunya yang tertinggal dalam kesepian. Meskipun aku berpura-pura tidak kesepian, dan tetap berbahagia. Tapi, aku terus memikirkanmu.
Setelah waktu yang lama, sekarang aku di sini" _ Banjarmasin, 3 Januari 2015
"Berhentilah membangun kisah milikmu sendiri. Kisah yang sebenarnya hanya
aku dan kamu yang tau. Kisah yang bahkan tidak pernah aku ungkit lagi.
Ku sembunyikan rapat-rapat sendirian. Tahukah kamu? Jika cinta yang
begitu tulus ku berikan padamu itu tanpa pamrih?
Ketika mengenang saja, sudah cukup menderita. Kamu tak kekurangan apapun atas dirimu sendiri. Jadi mengertilah.
Bagaimana keadaan aku sekarang ini? Seperti apa yang kamu lihat. Begitu saja tanpa ada yang berubah.
Aku tak menginginkan apapun, alasan atau apapun itu. Aku tak merasakan apa-apa. Hanya kekosongan dan keletihan. Karena hanya mengingat sekelebat namamu saja, mampu membuatku menangis.
Dipinggir jendela malam itu aku termenung. Sehari setelah peristiwa yang mampu mengubah hidup kita menjadi seperti sekarang ini.
Ataukah salah?
Ataukah benar?
Hanya bulan purnama dalam gelapnya malam. Mampu memberi sedikit ketenangan. Dalam kesendirian aku menangis. Diam tanpa suara. Tak mengerti. Akal dan bahasa tubuh jadi tak bersatu.
Berjalan tanpa terkendali. Hampa. Penuh kekosongan walau aku mencoba tersenyum. " Banjarmasin, 24 Januari 2015
Ketika mengenang saja, sudah cukup menderita. Kamu tak kekurangan apapun atas dirimu sendiri. Jadi mengertilah.
Bagaimana keadaan aku sekarang ini? Seperti apa yang kamu lihat. Begitu saja tanpa ada yang berubah.
Aku tak menginginkan apapun, alasan atau apapun itu. Aku tak merasakan apa-apa. Hanya kekosongan dan keletihan. Karena hanya mengingat sekelebat namamu saja, mampu membuatku menangis.
Dipinggir jendela malam itu aku termenung. Sehari setelah peristiwa yang mampu mengubah hidup kita menjadi seperti sekarang ini.
Ataukah salah?
Ataukah benar?
Hanya bulan purnama dalam gelapnya malam. Mampu memberi sedikit ketenangan. Dalam kesendirian aku menangis. Diam tanpa suara. Tak mengerti. Akal dan bahasa tubuh jadi tak bersatu.
Berjalan tanpa terkendali. Hampa. Penuh kekosongan walau aku mencoba tersenyum. " Banjarmasin, 24 Januari 2015
"Mataku -dulu, saat kau minta aku membuka mataku. Aku hanya terpaku.
Ketidakmengertian menatap matamu. Aku bingung. Dan kembali menutup
mataku. Aku bukan hanya berusaha menutup lekat mataku. Tapi juga
mulutku. Hanya sedikit dapat mengikuti alur permainanmu. Tak mengerti.
Seolah semuanya mengalir begitu saja. Sama seperti apa yang sering kau
ucapkan.
'Semuanya terjadi begitu saja'
Tak dimengerti. Hanya aku yang merasakan basah dipipiku. Diam merunduk, hanya lantai kupandangi.
Aku hanya menutup mataku, tak bermaksud membuatnya buta. Hanya membisukan bibirku. Tak ada suara yang mampu keluar. Cukup. Hanya seperti itu saja yang bisa kulakukan.
Ketika semua telah terbuka. Derai air mata dan isak tangis yang mampu kulakukan.
Aku sadar masih betapa kekanakannya aku saat itu -hingga sekarang. Bukan tak mengerti hanya bingung, terkejut, dan tak tau bagaimana.
Membiarkan semuanya mengalir begitu saja." Banjarmasin, 24 Januari 2015
'Semuanya terjadi begitu saja'
Tak dimengerti. Hanya aku yang merasakan basah dipipiku. Diam merunduk, hanya lantai kupandangi.
Aku hanya menutup mataku, tak bermaksud membuatnya buta. Hanya membisukan bibirku. Tak ada suara yang mampu keluar. Cukup. Hanya seperti itu saja yang bisa kulakukan.
Ketika semua telah terbuka. Derai air mata dan isak tangis yang mampu kulakukan.
Aku sadar masih betapa kekanakannya aku saat itu -hingga sekarang. Bukan tak mengerti hanya bingung, terkejut, dan tak tau bagaimana.
Membiarkan semuanya mengalir begitu saja." Banjarmasin, 24 Januari 2015
Ini hanyalah kumpulan-kumpulan dari lembaran-lembaran frasa yang dulu pernah tertulis. Entah bagaimana tiba-tiba aku kembali mengingat frasa-frasa yang kutulis hampir satu tahun yang lalu ini. iya, semenjak kejadian yang besar dulu semuanya seolah terbalik menjadi beban.
Banjarmasin, 29 Januari 2015
Langganan:
Postingan (Atom)