Apapun itu aku tidak tahu. Pertama dan yang utama adalah aku ingin hidup
dengan kebahagiaan dan penuh rasa syukur. Meski sulit akan berusaha
dijalani. Memikirkan hal yang lalu biarlah berlalu. Langit pun tak
selamanya mendung.
Aku ingin menyongsong matahari hangat yang menyapa lembutnya kulit dengan indah untuk saat ini. Tak peduli apa itu rasa sakit, kekecewaan, dan juga ketidak ikhlasan. Karena dibalik itu semua aku yakin Tuhan telah mengatur semuanya. Semua yang terbaik untukku. Suatu saat, dimana dia mungkin akan teringat walau sedetik tentang hal itu, aku berharap aku telah berbahagia dan takkan mengingatnya dan hal itu lagi.
Meski sendiri, aku yakin aku selalu dalam lindungan hangatnya kasih sayang orang-orang terdekat, keluarga dan juga Tuhan.
Pilihan yang sulit, cukup rumit dan harus mampu melewatinya walau dengan derai air mata.
Aku hanya tak ingin menyusahkannya. Meski ada beberapa yang bilang, akulah nantinya yang akan kesusahan.
Yah, tapi apa yang bisa kulakukan? Toh, dia acuh. Kenapa juga aku harus peduli pada orang yang acuh?
Karena titian hidup masih begitu panjang. Berharap mampu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan sudah cukup. Ya, walau rasanya cukup untuk kesendirian. Untuk sekarang hingga masa yang mungkin tidak dapat ditentukan.
Aku ingin menyongsong matahari hangat yang menyapa lembutnya kulit dengan indah untuk saat ini. Tak peduli apa itu rasa sakit, kekecewaan, dan juga ketidak ikhlasan. Karena dibalik itu semua aku yakin Tuhan telah mengatur semuanya. Semua yang terbaik untukku. Suatu saat, dimana dia mungkin akan teringat walau sedetik tentang hal itu, aku berharap aku telah berbahagia dan takkan mengingatnya dan hal itu lagi.
Meski sendiri, aku yakin aku selalu dalam lindungan hangatnya kasih sayang orang-orang terdekat, keluarga dan juga Tuhan.
Pilihan yang sulit, cukup rumit dan harus mampu melewatinya walau dengan derai air mata.
Aku hanya tak ingin menyusahkannya. Meski ada beberapa yang bilang, akulah nantinya yang akan kesusahan.
Yah, tapi apa yang bisa kulakukan? Toh, dia acuh. Kenapa juga aku harus peduli pada orang yang acuh?
Karena titian hidup masih begitu panjang. Berharap mampu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan sudah cukup. Ya, walau rasanya cukup untuk kesendirian. Untuk sekarang hingga masa yang mungkin tidak dapat ditentukan.
Banjarmasin, 12 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar