Aku tidak tau apa yang salah, hanya saja ada sedikit hal aneh yang
selalu menggangguku. Sebenarnya aku ingin mulai acuh, tapi kurasa hal
itu akan semakin sulit. Entahlah, mungkin aku hanya bingung saja apa yang harus aku lakukan sembari menunggu waktu. Untuk bertobat kepada Tuhan selalu aku usahakan. Apa yang sebenarnya terjadi pun aku tak tau. Bila memang hanya akan ada dusta selamanya, apa yang bisa aku lakukan?
Aku hanya manusia biasa yang bahkan dapat dikatakan bodoh untuk hal yang berpikir panjang. Oh, ayolah aku tidak suka menjadi terlalu bodoh dan terlalu pintar. Keinginan ku begitu sederhana, menjadi orang yang biasa-biasa saja. Luar biasa? aku sekarang tak menginginkannya lagi. Bahkan untuk kata sempurnapun sebenarnya aku juga tidak begitu mengerti.
Sebagian orang banyak yang mengatakan bila kesempurnaan adalah segalanya. Tapi menurutku itu hanyalah omong kosong saja. Orang yang nampak sombong, tak peduli berdiri dengan gagahnya ataupun anggunnya dia. Pastilah ada sesuatu yang disembunyikannya. Sebuah rahasia yang mungkin sebuah luka lama. Ataupun sebuah fakta yang sebenarnya disembunyikan dengan segala kesombongannya. Sebuah fakta dimana dia memiliki ketidakmampuan untuk menghadapi masalahnya.
Entah rahasia itu akan dilimpahkan kepada orang lain atau hanya akan ditanggungnya seorang diri. Aku hanya tau jika seseorang yang mempunyai rahasia dan tak ada seorang pun yang dapat dipercayanya maka dia hanya akan menyimpan rahasia itu seorang diri. Untuk sampai kapan ia akan bertahan mungkin hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang tau. Isi hati orang siapa yang tau, iyakan?
Mulut, hati dan pikiran terkadang berada dijalan yang berbeda. Mulut berkata tetapi hati dan pikiran tak sejalan dengannya. Maka hal itu bisa dibilang bohong dan acting saja. Akan ada banyak kemungkinan yang terjadi, bagaimana itu terjadi hingga kini bahkan tak ada yang tau. Sekali lagi hati seseorang siapa yang tau?
Terkadang bahkan diri sendiri sulit untuk memahami isi hati sendiri. Sulit untuk dijelaskan, biasanya isi yang begitu berkecamuk dan terlalu banyak benang yang memutar antara mulut, hati dan pikiran. Susah memang bila membicarakan tentang kesempurnaan. Bila ingin mendapat kesempurnaan itu haruskah menggunakan segala cara? Orang baik bisa saja berpindah stir menjadi jahat. Hanya demi sebuah kesempurnaan, tak jarang juga orang yang berhati jahat. Tetapi berpura-pura berperilaku seolah dia mempunyai hati yang begitu mulia. Itulah kesempurnaan, baginya. Dengan memasang topeng setebal hati dan pikiran yang dapat dibodohi oleh mulutnya sendiri.
Manusia itu terkadang bertingkah bodoh dan tak mensyukuri apa yang telah di berikan Tuhan padanya. Untuk apa mencapai kesempurnaan bila harus mengorbankan segalanya? Kurasa lebih baik menjadi apa adanya dan meneriman kekuranga diri sendiri. Jangan lupakan kata sempurna bukan milik manusia melainkan milik Tuhan.
Kamu yang mengejar kesempurnaan duniawi tetapi memasang topeng agama adalah manusia paling munafik. Ketidakmamuan menjadi diri sendiri sehingga membuat orang itu menjadi munafik dan menipu dirinya sendiri. Tidak heran jika orang-orang sering memasang topeng agama demi mendapatkan kesempurnaan miliknya. Menjadi munafik itu bakankah sangat mudah sebagai manusai yang pandai berbohong dan berpaling dari kenyataan?
__Percikan Api Kecil di Ujung Jendela | 8 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar