PRAKTIKUM I
Topik : Daun tunggal dan
bagian-bagiannya
Tujuan : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri ciri daun tunggal
Hari/ tanggal : Kamis, 27
Februari 2014
Tempat : Laboratorium
Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin.
I.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Baki/nampan
2. Alat
tulis
B. Bahan
1. Daun
Bambu ( Bambusa sp )
2. Daun
Tebu ( Saccharum officinarum I. )
3. Daun
Pisang ( Musa paradisiaca L. )
4. Daun
Jarak ( Ricinus communis L. )
5. Daun
Widelia ( Widelia sp )
6. Daun
Keladi ( Colocasia sp )
7. Daun
Mangga ( Mangifera indica L. )
II.
CARA
KERJA
1. Mengamati
bagian-bagian daun : tangkai (petiolus),
pelepah (vagina), helaian (lamma), lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati
bangun daun : lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, garis, pita,
dsb.
3. Mengamati
ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berbelah,
berduri.
4. Mengamati
pangkal daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati
tepi daun : rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit berombak,
berlekuk, bercangap, berbagi.
6. Mengamati
daging daun : tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti
perkamen, seperti kulit, berdaging.
7. Mengamati
pertulangan daun : menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati
permukaan atas dan bawah daun: gundul, licin (mengkilat, suram, berselaput
lilin), kasap, berkerut, berbingkul-bingkul,
berbulu (jarang, halus, dan rapat kasar).
9. Mengamati
warna daun pada permukaan atas dan bawah.
10. Menggambar
hasil pengamatan.
III. TEORI DASAR
Daun
merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah daun. Alat ini hanya terdapat pada batang, bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara
batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau daun yang
dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat untuk :
1.
Pengambilan zat-zat
makanan (resorbsi).
2.
Pengolahan zat-zat
makanan (asimilasi)
3.
Penguapan air (transpirasi)
4.
Pernafasan (respirasi)
A.
Bagian-bagian
daun
Daun
lengkap mempunyai 3 bagian, yaitu :
1.
Upih daun atau pelepah
daun (vagina)
2.
Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian
daun (lamina)
B.
Bangun/bentuk
daun (Circumcriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang
terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu :
1.
Bagian yang terlebar
kira-kira di tengah-tengah helaian daun
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian
terlebarnya terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya
adalah bulat ataupun bundar (orbicularis),
bangun perisai (pelitatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus),
dan bangun lanset (lanceolatus).
2.
Bagian yang terlebar di
bawah tengah-tengah helaian daun
Daun-daun yang mempunyai bagian yang
terlebar di bawah tengah-tengah
helaian daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu :
a.
Pangkal daunnya tidak
bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti : bangun bulat
telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
b.
Pangkal daun bertoreh
atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk
bentuk-bentuk daun seperti : bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun
anak panah (sagittatus), bangun
tombak (hastatus), dan bangun
bertelinga (auriculatus).
3.
Bagian yang terletak di
atas tengah-tengah helaian daun
Daun
dengan bagian yang terlebar terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan
bagun daunnya adalah bangun
bulat telur sungsang (abovatus),
bangun jantung sungsang (obcordatus),
bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus),
dan bangun sudip atau bangun stapel atau solet (spathulatus).
4.
Tidak ada bagian yang
terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang
biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang
daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah
bangun garis (linearis), bangun pita
(ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerosus).
C. Ujung daun (Apex felli) dan pangkal daun (Basis folli)
Ujung
dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh
bentuk ujung daun yang sering kita jumpai yaitu runcing (acutus), meruncing (acuminatus),
tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rompang (truncatus), terbelah (retusus), dan berduri (mucronatus).
D.
Susunan
tulang daun (nervatio atau venation)
Tulang-tulang daun adalah bagain
daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan
jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga
macam, yaitu ibu tulang daun (costa),
tulang-tulang cabang (nervus latelaris), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang
cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan tulang
daun dnan berdasarkan susunan tulanngnyadapat dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu daun-daun bertulang menyirip (pennanervis),
bertulang menjari (palminervis), bertulang
melengkung (cervinervis), bertulang
sejajar atau lurus (rectinervis).
E.
Tepi
daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam
dua macam yaitu : rata (integer), dan
bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada
tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun
dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
1.
Tepi daun yang bertoreh
merdeka
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya, namun
yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan bergerigi (serratus), bergerigi ganda/rangkap (bisservatus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak (repandus).
2.
Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi
bentuknya
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh pada tepi
daun dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : berlekuk (lobatus), bercangap (fissus),
dan berbagi (pertitus).
F.
Daging
daun (intervenium)
Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat diantara
tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat yang diambil dari
luar tubuh di ubah menjadi zat-zat yang sesuai
dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung
dari tebal tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat
bersifat seperti selaput (membranceus),
seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), tipis lunak (herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti tulang belulang (cortacius), dan berdaging (carnosus).
G.
Warna
daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun
berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau.
Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau
nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau
kekuningan.
H.
Permukaan
daun
Pada umumnya warna daun
pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas
nampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah
daun. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan berupa
sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dll. Oleh karena itu orang membedakan
permukaan daun ada yang licin (laevis),
gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus),
berbulu (pilosus), berbulu halus atau
rapat (villosus), dan bersisik (lepidus).
IV.
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No
|
Nama
Tumbuhan
|
Bangun Daun
|
Ujung Daun
|
Pangkal Daun
|
Tepi Daun
|
Daging Daun
|
Permukaan Atas dan Bawah Daun
|
Warna Daun
|
|
|
Atas
|
Bawah
|
|||||||||
1
|
Bambu (Bambusa
sp)
|
Pita
|
Run-cing
|
Mem-bulat
|
Rata
|
Per-kamen
|
Licin Suram
|
Kasap
|
Hijau Tua
|
|
2
|
Tebu (Saccarum
officinarum)
|
Pita
|
Run-cing
|
Rom-pang/
Rata
|
Rata
|
Per-kamen
|
Licin Suram
|
Kasap
|
Hijau
|
|
3
|
Pisang (Musa
paradisiaca)
|
Jorong
|
Mem-bulat
|
Mem-bulat
|
Rata
|
Kertas
|
Berse-laput lilin
|
Berse-laput lilin
|
Hijau
|
|
4
|
Jarak (Ricinus
communis)
|
Bulat
|
Merun-cing
|
Mem-bulat
|
Bergerigi ganda
|
Tipis lunak
|
Licin
|
Kasar
|
Hijau Keme-rahan
|
|
5
|
Widelia (Widelia
sp)
|
Jorong
|
Run-cing
|
Merun-cing
|
Berge-rigi
|
Tipis lunak
|
Licin
|
Berbulu kasar
|
Hijau
|
|
6
|
Keladi (Colocasia
sp)
|
Perisai
|
Merun-cing
|
Mem-bulat
|
Berom-bak
|
Tipis lunak
|
Kasap
|
Kasap
|
Hijau
|
|
7
|
Mangga (Mangifera
indica)
|
Lanset
|
Merun-cing
|
Runcing
|
Berom-bak
|
Kulit belu-lang
|
Licin
|
Licin
|
Hijau tua
|
|
B. Gambar Hasil Pengamatan
1. Bambu (Bambusa
sp)
Menurut literatur
Sumber : Anonim A-G, 2014
I.
ANALISIS
DATA
1.
Daun bambu
Klasifikasi
daun bambu:
Kingdom
: Plantae
Divisio : Magnolophyta
Classis
: Liliopsida
Sub
classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus
: Bambusa
Species
: Bambusa sp
Pada praktikum kali ini diketahui
bahwa daun bambu (Bambusa sp) adalah
daun tunggal yang memiliki daun lengkap. Hal itu dikarenakan daun bambu (Bambusa sp) memiliki pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun pita (ligulatus), ujung daun yang runcing (acutus). Dalam hal ini telah dijelaskan
oleh Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), bahwa
tumbuhan bambu memiliki ujung daun runcing (acutus),
kedua tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit ke atas dan
pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90°).
Pangkal daun yang membulat, tepi daun
yang rata (integer), daging daun yang
perkamen, permukaan bagian
atas yang licin suram dan pada bagian bawah yang kasap, serta warna daun yang
hijau tua. Dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun,
termasuk ke dalam daun-daun yang bertulang sejajar atau lurus karena ibu tulang
daunnya yang besar membujur ke tengah, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih
kecil dan membujur sejajar ibu tulang daun.
Daun lengkap dapat kita jumpai pada
beberapa macam tumbuhan, contohnya : pohon pisang (Musa paradisiacal L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa
sp.) dan lain-lainnya. Hal ini telah disebutkan dalam buku Morfologi Tumbuhan
(1985:35) oleh Gembong Tjitrosoepomo.
Pada
daun bambu (Bambusa sp.) yang
familinya Poaceae, warna daun hijau
tua, permukaan atas daun kasar,
daging daun tipis,
ujung daun berbentuk runcing, bangun daun berbentuk
memanjang, tulang daun sejajar, tepi daun rata, pangkal daun tumpul, tangkai
daun bulat dan berongga, memiliki pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl.
Daun bambu merupakan daun yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih, dan
helaian.
Terdapat perbedaan antara literatur dengan hasil
pengamatan saya, daging daun misalnya. Menurut saya, daging daun bambu bertipe
perkamen karena keadaan daging yang tipis namun cukup kaku. Selain itu juga
pada bangun daun bambu adalah pita bukannya memanjang, karena bangun pita
serupa dengan daun bangun garis yang penampang melintangnya pipih dan daun amat
panjang, tetapi pada daun bambu sendiri lebih panjang. Pada literatur
menyebutkan permukaan atas daun bambu kasar, menurut saya permukaan daun bambu
lebih tepat bertipe kasap, karena walau terlihat licin pada permukaannya saat
diraba akan terasa sedikit kasar.
2.
Daun tebu
Klasifikasi
daun tebu :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Saccharum
Spesies : Saccharum
officinarum L.
Daun
tebu (Saccharum officinarum L.)
mempunyai daun pita (ligulatus)
karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun
pita, bentuk daun yang runcing, pangkal daun yang rompang/rata (truncatus), tepi daun yang rata, daging
daun yang perkamen, permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah
yang kasap, serta berwaran hijau. Daun tunggal ini bukanlah daun yang lengkap
karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
dan pelepah daun (vagina).
Pertulangan daun
yang dimiliki tebu adalah sejajar, seperti yang telah dijelaskan oleh Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang
bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis),
biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita, yang mempunyai
satu tulang di tengah yang besar dan membujur daun, sedang tulang-tulang
lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangannya tadi,
oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar.
Daun
tebu merupakan
daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan helain daun, tanpa
tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling.
Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit. Pada pelepah terdapat
bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daunnya sejajar. Helaian daun berbentuk
garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4 sampai 7 cm dengan ujung
runcing, bagian tepi rata.
Pada literatur disebutkan bahwa ujung daun bambu itu
meruncing sedangkan menurut saya lebih tepatnya ujung daun bambu itu runcing.
Karena ujung tebu hanya runcing membentuk sudut lancip kurang dari 90° tidak mengalami titik
pertemuan kedua tepi daun yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk tepi
daun telah disebutkan dalam literatur bahwa daun tebu mempunyai tepi daun
bergerigi, memang apabila dilihat dari dekat akan terlihat sinus dan angulus,
namun bila dilihat dari jauh tidak terlihat, sehingga saya mengambil kesimpulan
dengan melihat dari jauh atau menurut saya tepi daun bambu adalah rata.
3.
Daun pisang
Klasifikasi
daun pisang :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Liliopsida
Ordo
: Zigeberales
Familia
: Musaceae
Genus
: Musa
Spesies : Musa
paradisiaca L.
Daun pisang (Musa paradisiaca L) mempunyai bangun daun jorong, ujung daunnya
membulat, pangkal daun yang juga membulat, tepi daun yang rata, daging daun
yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), permukaan atas dan bawah
yang berselaput lilin., serta warna daun yang hijau. Tulang-tulang cabang pada
daun pisang bersatu dengan tulang cabang yang lain. Daun pisang adalah daun
lengkap karena memiliki helaian daun (lamina),
tangkai daun (petiolus), dan
pelepah/upih (vagina).
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:47), tebal atau tipisnya
helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun,
bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiaca L).
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat
kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, contohnya : pohon pisang (Musa paradisiaca L), pohon pinang (Araca catechu L.), bambu (Bambusa sp.) dan lain-lain.
Daun pisang merupakan
daun tunggal yang mempunyai bagian-bagian daun lengkap berupa pelapah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Daun pisang berbentuk jorong dengan ujung daun yang meruncing, pangkal daunnya
yang meruncing, pangkal daunnya yang runcing dengan tepi daun
yang rata. Daging daunnya seperti kertas, untuk permukaan daunnya pada bagian
atas licin mengkilat dan bagian bawahnya licin. Warna daun hijau.
Perbedaan
hasil pengamatan saya dengan literatur terdapat pada ujung daun, menurut saya
daun pisang lebih tepat dikatakan memiliki ujung daun yang membulat karena
tidak terbentuk sudut sama sekali. Perbedaan yang lain pada pangkal daun,
menurut saya pangkal daun pisang adalah membulat, karena biasanya pangkal daun
tersebut terdapat pada daun dengan bangun-bangun bulat; jorong; dan bulat
telur. Pada kedua permukaan daun pisang yang berselaput lilin (pruinosus). Seperti yang tertulis di
buku Morfologi Tumbuhan karangan Gembong Tjitrosoepomo (1985:49), berselaput
lilin (pruinosus), misalnya sisi
bawah daun pisang (Musa paradisiaca
L.), daun tasbih (Canna hybrid Hort.
4.
Daun Jarak
Klasifikasi daun jarak :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus communis L.
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus communis L.
Daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal
yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki
tangkai daun (petiolus), dan helaian
daun (lamina), tidak terdapat
pelepah/upih daun (vagina). Daun ini
mempunyai bangun bulat (orbcularis),
ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi
ganda, daging daun yang tipis lunak (herbaceus),
permukaan atas yang licin dan bawah yang kasar, serta berwarna hijau
kemerah-merahan. Tulang-tulang cabang yang dimilliki daun jarak adalah
bertulang menjari.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo
dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:40),
daun-daun yang bertulang menjari (palminervis),
yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar
memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini
lazimnya gasal, yang di tengah paling besar dan paling panjang, sedang
kesamping semakin pendek. Dengan daun susunan tulang demikian pun umumnya hanya
terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae),
contohnya pada pepaya (Carica papaya
L.), jarak (Ricinus communis L.),
kapas (Gossypium sp.), dan lain-lain.
Daun jarak memiliki
bagian-bagian daun seperti tangkai daun (petioulus),
dan helaian daun (lamina), daun ini
berbentuk bulat dengan ujung daun yang runcing. Untuk tepi daun, bertemu dengan
tepi daun bergerigi ganda. Pertulangan daunnya menjari (palmineris), yaitu dari pangkal daunnya keluar beberapa tulang yang
memencar dan tersusun seperti jari tangan. Jumlahnya gasal, yang di tengah
paling besar dan panjang sedang semakin ke samping semakin pendek. Tepi daun
bergerigi ganda, sedang untuk daging daunnya tipis lunak dan pada permukaan
atas dan bawah daun sama-sama licin. Warna daun jarak adalah hijau dengan garis
merah pada pertulangan daunnya.
Perbedaan dengan literatur yang
didapat adalah ketika di raba bagian bawah daun terasa kasar dan tidak licin.
5. Daun widelia
Klasifikasi daun widelia :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Daun widelia (Widelia sp) mempunyai
bangun daun jorong (ovalis atau elipticus) karena bagian yang
terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun, ujung daun yang meruncing
pangkal daun yang runcing, tepi daun yang bergerigi, daging daun yang tipis
lunak, permukaan atas daun yang licin, dan bawah yang kasar, serta warna daun
yang hijau. Memiliki susunan daunyang bertulang menyirip (penninervis).
Daun ini dikatakan tidak lengkap karena hanya memiliki bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau pelepah daun (vagina),
daun widelia memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
Daun widelia merupakan daun
tunggal yang terdiri dari bagian berupa tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina). Bentuk daunnya bulat dengan ujung daun yang
runcing. Pada pangkal daunnya meruncing dan tepi daun bergerigi. Pertulangan
daunnya menjari, dan daging daunnya tipis lunak. Permukaan atas dan bawah daun
berbulu. Warna daunnya pada bagian atas hijau agak tua sedangkan bagian
bawahnya hijau lebih muda.
Perbedaan pada pencandraan
pada daun widelia terdapat pada bangun daun, menurut saya bangun daun widelia
itu adalah jorong karena perbandingan panjang dengan lebarnya lebih besar dari
bangun bulat/bundar. Pangkal daunnya saya kira lebih tepat disebut runcing,
karena titik pertemuan kedua tepinya tidak begitu panjang.
6. Daun keladi
Klasifikasi daun keladi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia sp
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia sp
Karena daun
keladi (Colocasia sp) memiliki ketiga bagian daun tanpa terkecuali (helaian daun, tangkai
daun, dan upih/pelepah daun), sehingga daun ini disebut daun lengkap. Helaian
daun keladi sendiri memilii bangun perisai (peltatus), ujung daun yang
meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang berombak, daging duan
yang tipis lunak, permukaan atas daun yang kasap dan bawah yang kasar, serta
warna daun yang hijau.
Daun keladi memiliki
bagian-bagian daun yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun seperti
bangun perisai dengan ujung daun yang tumpul. Untuk pangkal daunnya bulat
sehingga tepi daun dapat bertemu. Bentuk tepi daun dari daun keladi ini berombak
(berlekuk) dengan daging daun tipis lunak. Permukaan daun bagian atasnya licin
mengkilap sedangkan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau (Steenis,1981).
Perbedaan terdapat pada pencandraan
ujung daun, di leteratur dikatakan bahwa ujung daun keladi tumpul, menurut saya
uujung daun keladi lebih tepat dikatakan meruncing, karena seperti yang telah
saya jelaskan diatas meruncing karena ujungnya runcing namun titik pertemuan
kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi. Perbedaan berikutnya terdapat pada permukaan
daun, menurut saya lebih tepat dikatakan kasap, karena apabila dilihat dari
jauh memang terlihat licin mengkilat hal itu di karenakan zat lilin yang
meliputinya. Namun, apabila diraba akan terasa kekasarannya, walau tidak
terdefinisi permukaan yang kasar.
7.
Daun mangga
Klasifikasi daun mangga :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Daun mangga (Mangifera indica L.) mempunyai bangun daun lanset (lanceolatus), ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang runcing,
tapi daun yang berombak, daging daun kulit/belulang, permukaan atas bawah daun
yang licin, serta berwarna hijau tua. Daun ini bertulang menyirip. Daun mangga adalah
daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelapah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo
dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11),
mengenai susunan tulang daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan salah
satunya hanya terdiri atas tangkai dan helaiannya saja: lazimnya lalu disebut
daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita
temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, contohnya :
nangka (Artocarpus integra Merr.),
dan mangga (Mangifera indica L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo
dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:11),
daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis).
Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung , dan
merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar
tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan
sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip. Daun dengan
susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).
Daun mangga memiliki
bagian-bagian yang hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina)
saja sehingga disebut daun tak lengkap. Daun mengga berbentuk lanset dengan ujung
daun dan pangkal daun yang runcing. Tepi daun ini rata dengan pertulangan daun
yang menyirip. Daging daunnya seperti perkamen, sedangkan permukaan atas daun
licin mengkilap dan bawahnya licin. Berwarna hijau.
Perbedaan pencandraan terdapat
pada ujung daun, saya rasa ujung daun mangga meruncing, karena titik
pertemuannya yang lebih panjang dari titik pertemuan runcing biasa. Berikutnya,
perbedaan pada tepi daun, menurut saya tipe daun mangga ini lebih tepat pada
tipe daun berombak karena terdapat sinus dan annulus walau keduanya sama-sama
tumpul. Pada daging daun mangga menurut saya lebih tepat daging daun seperti
kulit/belulang yaitu helaian daun tebal dan kaku.
VI.
KESIMPULAN
1. Daun bambu merupakan daun lengkap karena memiliki
upih, tangkai dan helaian daun yang berciri : bangun pita, ujung runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, daging
perkamen, warna daun hijau tua, permukaan atas dan permukaan bawahnya kasap.
2. Daun tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya
memiliki helaian dan pelepah, berciri : bangun pita, ujung runcing, pangkal rompang/rata, tepi daun rata, daging daun perkamen, warna daun hijau, permukaan atas licin suram dan permukan bawahnya kasap.
3. Daun pisang merupakan daun lengkap karena memiliki
upih, tangkai dan helaian daun yang berciri : bangun jorong, ujung membulat, pangkal membulat, tepi daun rata, daging seperti kertas, warna hijau, permukaan atas dan permukaan bawah berselaput lilin.
4. Daun jarak merupakan daun tidak lengkap karena tidak
memiliki pelepah, berciri : bangun bulat, ujung meruncing, pangkal membulat, tepi bergerigi ganda, daging daun tipis lunak, warna hijau kemerahan, permukaan atas licin dan bawah daun
kasar.
5. Daun widelia merupakan daun tidak lengkap karena tidak
memiliki pelepah, berciri : bangun jorong, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, tepi daun bergerigi, daging daun tipis lunak, warna hijau, permukaan atas licin dan permukaan bawah daun yang kasar.
6. Daun keladi merupakan daun lengkap karena memiliki
upih, tangkai dan helaian daun yang berciri : bangun perisai, ujung meruncing, pangkal membulat, tepi daun berombak, daging daun tipis lunak, warna hijau, permukaan atas dan bawahnya kasap.
7. Daun mangga merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki
pelepah, berciri : bangun lanset, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daun berombak, daging daun seperti tulang belulang, warna hijau tua, dengan
permukaan atas dan bawahnya
licin.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2014. Penuntun Praktikum Morfolgi Tumbuhan. Banjarmasin: Jurusan PMIPA
FKIP UNLAM
Anonim2014.a. Daun, Tumbuhan & Tanaman [online]. Tersedia pada http://indonesiaindonesia.com/imagehosting/image13558.html [diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Anonim2014.b. Komidtas Tebu [online]. Tersedia pada http://blog.ub.ac.id/waduh/2010/06/01/17/ [diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Anonim2014.c. Pohon Pisang yang Tercuri [online]. Tersedia pada http://octavianinurhasanah.net/2012/11/18/191-pohon-pisang-yang-tercuri/
[diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Anonim2014.d. Mau Tahu Cara Mengobati Cacar Air? [online]. Tersedia pada http://www.liniberita.com/2013/08/mau-tahu-cara-mengobati-cacar-air/#.Uv2F9_tWPwI [diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Anonim2014.e. Widelia / Seruni / Wedelia (Wedelia trilobata) [online]. Tersedia
pada http://www.petanimudabogor.com/product/41/517/Widelia-Seruni-Wedelia-Wedelia-trilobata#/image-product/img517-1360767287.jpg [diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Anonim2014.f. Keladi, the focal point. [online]. Tersedia pada http://mylittlevegetablegarden.blogspot.com/2012/03/keladi-focal-point.html [diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Anonim2014.g. Manfaat Daun Mangga untuk Penyakit [online]. Tersedia pada http://ulangan-ips4-022.blogspot.com/2012/11/manfaat-daun-mangga-untuk-penyakit.html
[diakses pada tanggal 14 Februari 2014]
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar