Topik : TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN
Tujuan :
Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan
rumus daun serta
menggambar bagan dan diagram daun
Hari / tanggal : Kamis, 13 Maret 2014
Tempat : Laboratorium
Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat-alat :
1.
Baki/nampan
2.
Alat tulis
B.
Bahan-bahan :
1. Ranting Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
2. Ranting Alamanda (Allamanda
chatartica L.)
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus
sp.)
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus
spinosus L.)
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya
L.)
II.
CARA KERJA
1.
Mengamati duduk daun pada
ranting, cabang atau batang (tunggal tersebar, tunggal berseling, berhadapan,
berseling berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirostik dan
tripirostik).
2.
Menentukan rumus daun : 1/2,
2/5, 3/8, dan seterusnya.
3.
Menggambar
bagan dan diagram daun.
III. TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu
tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun
berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian
ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah pada batang terpisah-pisah
dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan
daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang di lewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi.
Pecahan a/b
selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-turut jika
diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun pun tetap dan besarnya
adalah a/b x 3600, yang di sebut sudut disvergensi, ternyata
didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun dapat dilakukn
dengan bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.
A. Bagan Tata Letak Daun
Untuk membuat bagan
tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan padanya digambar
membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula pada buku-buku batangnya.
B. Diagram Tata Letak Daun
Untuk membuat diagram
tata letak daun, batang tumbuhan harus di pandang sebagai kerucut memanjang,
denan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar maka
buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak
kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
C.
Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan
garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami
perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah
ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula.
Dalam keadaan yang demikian, spiral
genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti
ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi yang diberi nama lain spirostik.
Bagian
tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daunnya seakan-akan mengikuti garis
spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke
kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke
arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap
daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari
sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut parastik.
IV.
HASIL PENGAMATAN
V.
ANALISIS DATA
1.
Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi:
Divisio : Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis :
Dilleniidae
Ordo :
Malvales
Familia :
Malvaceae
Genus :
Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
Pada batang tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki
susunan daun tunggal dengan tata letak daun tersebar. Tumbuhan ini mempunyai
bentuk batang bulat, upih daun tidak ada, tangkai daun silindris, sisi atas
tegak pipih dan menebal pada pangkalnya. Arah tumbuh batang tegak menuju ke
atas.
► Rumus tata
letak daun : 2/5
Rumus daun merupakan
perbandingan banyaknya daun yang tegak lurus yang dikelilingi garis spiral pada
batang (a) dan jumlah daun yang dilewati (b) = a/b. Rumus ini diperoleh dengan
menentukan daun pertama sebagai patokan (∆o), kemudian menentukan daun di
atasnya yang persis tegak lurus dengan daun pertama tadi , setelah dapat baru
menghitung jumlah daun pertama sampai daun yang tegak lurus tadi, pada bayam
terdapat 5 daun yang melingkari batang sebanyak 2 kali sehingga ditemukan rumus
daunnya 2/5.
► Sudut
divergensi : 2/5 x 360˚ = 144˚
Dengan menggunakan rumus daun dapat
menggunakan jarak sudut antara dua daun yang berturut-turut yaitu dikali
besarnya lingkaran = a/b x 360˚. Sudut yang berdekatan antara dua daun ini disebut dengan sudut divergensi .
Pada ranting kembang sepatu sudut yang
dibentuk antara dua daun yang berdekatan yang besarnya selalu sama yaitu 144˚.
2.
Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis :
Asteriidae
Ordo :
Gentiales
Familia : Apocynaceae
Genus :
Allamanda
Species : Allamanda cathartica L.
Tanaman Alamanda memiliki daun yang
ujungnya meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata dan pada permukaan
daunya licin. Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat mencapai 2
meter. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya
yang sudah tua akan berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas
mudanya berwarna hijau. Daunnya memiliki bentuk yang melancip di
ujung dengan permukaan yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm.
Selain itu daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat helai. Bunga alamanda berwarna
kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang harum.
Allamanda cathartica L. duduk daun pada
batang/cabangnya berkarang (folia verticillata), yakni setiap buku batang terdapat lebih dari
dua daun.
Karena tata letak daunnya berkarang
rumus daun Allamanda cathartica L.
tidak dapat ditentukan. Pada tumbuhan yang tata letak daunnya berkarang
tidak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi pada duduk batang yang seperti ini
dapat memperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang
tegak lurus satu sama lain.
3.
Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis :
Arecidae
Ordo :
Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus :
Pandanus
Species : Pandanus sp.
Morfologi daun pandan yaitu daun dengan
ujung segitiga lancip, tepi daun dan lapisan bawah dari pada ibu tulang daun
berduri tempel (emergensia), berlilin dan hijau tua, daun bentuk pita
berpelepah. Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil
dari genus Pandanus. Sebagian besar
anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan
ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput),
seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang
tumbuhan ini.
Tata letak daun pada tanaman pandan
mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang
melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang
tidak lurus melainkan memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar yang disebut
spirostik. Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik atau disebut
trispirotik. Oleh karena itu, tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus
daunnya.
4.
Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Subclassis : Caryophyllidae
Ordo :
Caryophyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus :
Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L.
Tanaman ini
merupakan herba yang berumur satu tahun atau anual, susunan daun tunggal dan tata letak
daun tersebar dengan rumus daunnya 2/5 dan sudut divergensinya 144o. Batang basah dan berair berbentuk bulat dan mempunyai permukaan batang
yang licin, tangkai daun silinder, sisi agak pipih, daun menebal pada
pangkalnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dan tiper percabangannya adalah
monopodial yaitu batang pokok tampak jelas karena lebih besar dan lebih
panjang. Sifat batangnya sirus pendek yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas
pendek selain daun. Helaian daun bulat telur dengan susunan tulang daun
menyirip, pangkal daun tumpul dengan
ujung daun yang agak membulat sedangkan tepi daunnya rata.
Daun pada tanaman bayam letaknya
berselang-seling dan pada setiap buku-buku batang tanaman ini hanya terdapat
satu daun. Oleh karena itu rumus daun tanaman ini dapat dicari. Dan berdasarkan
pengamatan serta perhitungan diketahui bahwa tanaman daun baya, memiliki rumus
daun (divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun
permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali
dan jumlah daun yang dilewati garis sptral tersebut sebanyak 5 daun.
Jika diproyeksikan pada bidang datar,
maka antara dua daun berturut-turut dapat dicari jarak sudutnya, dan sudut
antara dua daun tanaman bayam (sudut divergensi) yaitu: 2/5 x 360° = 144°
5.
Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo :
Violales
Familia : Caricaceae
Genus :
Carica
Species : Carica papaya L.
Tanaman pepaya merupakan semak berbentuk pohon dengan tipe batang herba. Lurus, bulat silindris dengan permukaan
batang memperlihatkan adanya berkas-berkas daun dan pada sebelah dalam terdapat
spons dan memiliki rongga. Arah tumbuh batang adalah memanjat dengan tipe
percabangan monodial dan merupakan tumbuhan bineal, daun berjejal pada ujung
batang dan ujung cabang yang merupakan roset batang. Daun berjejal-jejal pada ujung batang, berbentuk bulat, pertulangan
daun menjari, tepi daun bertipe bercangap menjari berbagi serta warna daunnya
hijau tua. Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh
hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada
batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan
berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya
kultivar biasanya bercangap dalam.
Tanaman Pepaya (Carica
papaya L.) tata letak daunnya tersebar dengan rumus daun 3/8, maksud angka
3 (tiga) tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan yang lain
yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang sebanyak 3
putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada saat melakukan
tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah delapan dan
perhitungannya dimulai dari angka nol. Dengan menggunakan rumus daunnya, maka
dapat dihitung sudut disvergensi 3/8 x 3600 = 1350.
VI.
KESIMPULAN
1.
Tata letak daun pada tumbuhan
tingkat tinggi terbagi menjadi tiga, yaitu: berhadapan-berselang, tersebar, dan
berkarang.
2.
Rumus daun daun dapat dilihat
dari daun yang sejajar dengan berpatokan pada tercapainya garis tegak lurus
dengan daun yang mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati
selama yang merupakan b. Sehingga rumus daun adalah a/b.
3.
Bagian duduknya daun dapat
diproyeksikan sebagai silinder 3 dimensi dana padanya digambar
ortostik-ortostiknya demikian pula pada buku-buku batangnya. Ini berpatokan
pada rumus daun yang telah baku pada umumnya.
4.
Diagram daun merupakan diagram
tata letak daun, yang dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-buku
batang sebagai lingkaran yang sempurna. Ini berpatokan pada sudut divergensinya
maupun rumus daunnya.
5.
Tumbuhan
bayam (Amaranthus spinosus L.) rumus
daunnya a/b = 2/5, sudut disvergensinya 2/5 x 360° = 144°
6.
Tumbuhan
pepaya (Carica papaya L.), rumus
daunnya a/b = 3/8, sudut disvergensinya 3/8 x 360° = 135°
7.
Tumbuhan alamanda
(Allamanda cathartica L.) letak
daunnya berkarang atau tersusun dalam satu lingkaran sehingga sulit ditentukan
rumus daunnya.
8.
Tumbuhan
pandan (Pandanus sp.) letak daunnya
tersusun dalam spiral yang memperlihatkan 3 spirostik sehingga tidak dapat
ditentukan rumus daunnya.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Adrak, Adria R. dan Sri Amintarti.
2010. Penuntun Praktikum Morfologi
Tumbuhan. PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin.
http://www.google.co.id, diakses tanggal 26 Maret 2011.
http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 26 Maret 2011.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar